Satu Indonesia Awards 2012 Inilah 5 Mutiara Bangsa Kebanggaan Indonesia
SATU Indonesia Awards 2012: Inilah 5
JAKARTA : Di era globalisasi dan perkembangan jaman yang saat ini begitu pesat, SATU Indonesia Awards 2012 (Semangat Astra Terpadu Untuk Indonesia) telah berhasil menemukan 5 finalis penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2012 yang merupakan pemuda Indonesia yang memiliki gagasan besar, membumi serta bermanfaat bagi orang-orang di sekitarnya. 5 Pemuda berprestasi ini layak disebut dengan “Mutiara Bangsa” karena ide-ide besar mereka memberikan pencerahan untuk nusantara.
Kelima finalis penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2012 ini terpilih dari 10 kandidat penerima SATU Indonesia Awards 2012 yang telah mempresentasikan kegiatannya di hadapan Dewan Juri pada tanggal 24 September lalu. 10 Pemuda dari seluruh Indonesia yang penuh semangat untuk berinovasi dan berkreasi ini terdiri dari Eko Cahyono, Uchikawa Latto Moga, Ahfi Wahyu Hidayat, Harianto, Noviyanto, Marzuki, Rosmiati, Iin Rosita, Dharma Soecipto dan Dita Adi Saputra.
10 Kandidat tersebut berhasil lolos tahap penjurian yang dilakukan pada 18 September 2012 yang lalu melalui verifikasi dalam bentuk rekaman video tim SATU Indonesia Awards 2012 yang menceritakan kegiatan mereka untuk memastikan aktivitas mereka, mencari data, membuat dokumentasi dan mewawancara masyarakat sekitar.
Naik 121%
Penjaringan peserta SATU Indonesia Awards 2012 telah dibuka sejak 28 Maret 2012 sampai 28 Agustus 2012 lalu untuk mendapatkan generasi muda berprestasi yang memiliki kontribusi positif terhadap masyarakat dan lingkungannya. Seluruhnya ada 1.088 orang yang mendaftar SATU Indonesia Awards 2012. Jumlah tersebut meningkat 121% dari tahun 2011 yaitu 492 pendaftar. Dari 1.088 pendaftar SATU Indonesia Awards 2012 tersaring 468 kandidat yang memenuhi persyaratan dan kemudian disaring lagi menjadi 20 kandidat oleh tim juri SATU Indonesia Awards 2012.
Kemudian tim juri yang terdiri dari: Rachmat Witoelar (Menteri Lingkungan Hidup RI tahun 2004 – 2009), Nila Moeloek (Ketua MDG’s), Fasli Jalal (Wakil Menteri Pendidikan Nasional RI tahun 2010 – 2011), Tri Mumpuni (Pendiri Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan), Onno Purbo (Pakar Teknologi Informasi) serta dari PT Astra International Tbk dan Tempo Media Group memilih 5 finalis penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2012.
Bangga Menjadi Orang Indonesia
“Kalau beberapa tahun yang lalu Taufiq Ismail menulis puisi bahwa dia malu menjadi orang Indonesia, maka sekarang saya katakan bahwa saya bangga menjadi orang Indonesia, saya yakin Indonesia akan semakin maju karena memiliki para pemuda yang bersemangat dan selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi orang-orang sekitarnya,” ungkap Wakil Menteri Pendidikan Nasional RI tahun 2010 – 2011 Fasli Jalal.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua MDG’s Nila Moeloek, “Kegiatan yang dilakukan generasi muda dalam SATU Indonesia Awards ini menjadi cermin bahwa di tengah berbagai persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia, generasi muda dapat diharapkan membawa perubahan ke arah yang lebih baik.”
Kesan mendalam juga disampaikan Wakil Ketua Dewan Pers Bambang Harymurti, “Mereka orang-orang yang rada gila. Semangat memberi yang begitu besar sementara mereka sendiri juga menghadapi tantangan kemiskinan, Inilah lilin-lilinnya Indonesia sebetulnya. Bukan lilin-lilin kecil, tapi lilin-lilin besar. Mereka siap menjadi korban. Atau mungkin mereka tidak merasa menjadi korban.”
Kelima finalis penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2012 yang lolos hasil seleksi akhir dari 10 kandidat tersebut adalah :
1. Eko Cahyono – Pembebas Buta Huruf
Selama 14 tahun, Eko Cahyono menyediakan layanan perpustakaan keliling yang menjangkau seluruh kecamatan di Kabupaten Malang. Tujuan Lajang 32 tahun ini mengawali terbentuknya Pustaka Anak Bangsa, sangat sederhana tapi mulia. Masih ada anak-anak yang tidak sekolah, memicu semangatnya untuk membuat mereka bisa membaca dan menulis. Kini tercatat 26 perpustakaan telah menjadi perpanjangan tangan Pustaka Anak Bangsa yang tersebar di 35 desa di tujuh kecamatan se-Kabupaten Malang antara lain Poncokusumo, Tumpang, Wates dan Kepanjen. Perpustakaannya buka 24 jam dan di sana tak hanya dapat membaca koleksi ribuan bukunya, namun kegiatan lain bisa dilakukan seperti belajar komputer, melukis di kanvas, menonton film bareng, belajar memasak, menjahit, diskusi setiap Sabtu malam, hingga menanam obat-obatan tradisional. Bahkan terdapat bimbingan belajar bagi pelajar SD atau Madrasah Ibtidayah secara gratis. Cakupannya pun makin luas dengan menggelar perpustakaan keliling di pos ojek, salon, bengkel motor, rental komputer, dan lain-lain
2. Harianto – Pencetus Terang Desa
Dusun berpenduduk 1.500-an orang di lereng bukit Coppo Tile, Desa Bacu Bacu, Makassar ini tak pernah ada listrik. Pemuda yang saat ini tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Kimia, Universitas Negeri Makassar ini mencetuskan ide dan membuat kincir air pembangkit listrik di kampungnya pada tahun 2008. Warga pun mendukung dengan membendung sungai, pohon Aren pun menjadi pipa yang mengalirkan air hingga mencapai generator bekas. Air yang deras itu menghasilkan listrik berkekuatan 3 Kwh. Bahkan kini, sudah instalasi yang ke-4 dengan kapasitas 20 kwh. Kini, tak hanya beberapa rumah tapi sekolah dan masjid pun turut terang. Keadaan sosial warga pun membaik. Penduduk yang mampu membeli kulkas membuat es dan menjualnya. Anak-anak bisa belajar di malam hari. Televisi menjadi hiburan menarik. Beberapa masyarakat bahkan bisa memasak dengan rice cooker. Semangat kerja petani semakin tinggi. Bahkan keberhasilannya ini mengundang minat desa lain. Impian, gagasan, dan kerja kerasnya berbuah untuk masyarakat sekitar.
3. Dharma Sucipto – Penggiat Jajanan Sehat
Usia muda tak menjadi kendala Dharma Sucipto, alumnus SMA 1 Driyorejo, Gresik, Jawa Timur untuk memberikan kontribusi kepada lingkungan sekitarnya, terutama memberikan pemahamaman tentang jajanan sehat. Dimulai dari sekolahnya, ia melakukan promosi jajanan sehat, kreasinya bersama teman-temannya telah menghasilkan 20 menu makanan dan minuman. Dari lingkungan terkecil itu, ia pun mulai sosialisasi jajanan sehat di sekolah-sekolah lainnya. Saat itu ia tergabung dalam divisi pertanian organik unit ekstrakurikuler Go Green Smandry (GGS) SMA 1 Driyorejo. Dharma dan teman-temannya mengolah lahan milik sekolah sebesar 10 x 8 m2. Lahan tersebut biasa ditanami umbi-umbian atau kacang-kacangan. Hasil dari lahan tersebut kemudian digunakan sebagai bahan utama panganan tradisional. Gerakan itu diberi nama Small Farming Food Society.
4. Rosmiati – Penggerak Kesehatan Ibu dan Anak
Di daerah terpencil, Desa Tunggal Rahayu Jaya, Teluk Belengkong, Indragiri Hilir, Riau inilah bidan Rosmiati membaktikan dirinya. Lulusan Akademi Kebidanan di Padang, Sumatera Barat ini membuat program Tabungan Ibu Bersalin, yang ditujukan khusus bagi ibu-ibu akan menjalani persalinan. Tabungan itu dia gulirkan melalui musyawarah dengan pemerintah setempat dan warga khususnya para ibu-ibu, setahun berselang sejak ia ditugaskan di desa itu pada 2008. Baik pemerintah desa maupun warga menyambut baik dan menjalaninya dengan antusias. Apalagi, tabungan tersebut disesuaikan dengan kemampuan masing-masing warga. Selain itu, bidan Rosmiati menawarkan program Dana Sehat, yang ditujukan bagi seluruh penduduk Desa Tunggal Rahayu Jaya. Untuk mengikuti kedua program itu, setiap Kepala Keluarga (KK) Desa Tunggal Rahayu Jaya cukup menyisihkan uang sebesar Rp 2.000/bulan. Gagasan tersebut, membuat warga saling membahu dalam kebersamaan peduli kesehatan.
5. Noviyanto – Penggagas Pabrik Keju
Boyolali sudah lama dikenal sebagai sentra penghasil susu sapi terbesar di Jawa Tengah. Harga susu yang fluktuatif di daerah ini menjadi faktor utama kesulitan para petani peternak. Seringkali KUD yang menampung susu segar dari petani peternak tak mampu menjualnya kembali ke industri pengolahan susu, karena pasarnya sudah jenuh. Pernah mereka membuang susu sampai 200 liter per hari karena over produksi. Meskipun latar pendidikannya arsitektur, namun Novi memiliki kepedulian tinggi terhadap kesulitan kehidupan masyarakat sekelilingnya yang dominan sebagai peternak sapi perah itu. Maka Noviyanto bersama 19 orang lainnya berinisiatif mendirikan Koperasi Unit Desa yang bidang usahanya khusus membuat keju. Pabrik keju Indrakila yang didirikan dan dikelola Noviyanto, mampu memberi semangat baru bagi petani peternak.
Penyerahan Apresiasi SATU Indonesia Awards 2012 akan diselenggarakan pada akhir Oktober 2012, oleh karena itu ayo dukung finalis penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2012 favorit anda melalui www. satu-indonesia.com dan raih hadiah menarik!
Source: auto2000.co.id
Komentar
Posting Komentar