Satu Indonesia Awards 2013 Generasi Muda Serukan Semangat Berkarya
SATU Indonesia Awards 2013 : Generasi Muda Serukan Semangat Berkarya
JAKARTA: Kepedulian terhadap masa depan bangsa ditunjukkan secara nyata oleh karya dua generasi muda, yaitu Muhammad Farid, sang penggagas sekolah alam di Banyuwangi dan Rosmiati pencetus program tabungan ibu bersalin dan dana sehat di Riau. Meski keduanya mempunyai fokus kegiatan yang berbeda, Farid di bidang Pendidikan sementara Rosmiati di bidang Kesehatan, ada satu kesamaan dari mereka, yakni semangat berkarya untuk perubahan dan dedikasi kepada masyarakat demi kemajuan bangsa.
Muhammad Farid sukses mengembangkan sekolah SD dan SMP Alam di bawah Yayasan Banyuwangi Islamic School di lahan pemberian seorang donatur seluas 3.000 meter persegi di belakang perumahan Villa Alam Asri, Dusun Jenesari, Desa Genteng Kulon, Banyuwangi, Jawa Timur.
“Sekolah alam berbeda dengan sekolah biasa , tak ada ruang kelas dan bangku, hanya ada aula dan mushala kecil serta sanggar sisanya saung-saung kayu sederhana dan para siswa bebas belajar dimana saja. Seragamnya hanya 1 stel untuk Senin dan Selasa, selebihnya pakaian bebas. Siswa pun tak harus memakai sepatu kalau memang tidak punya,” ungkap Farid. Uniknya, Farid tidak memaksakan uang sekolah dan memperbolehkan warga kurang mampu untuk membayar sekolah dengan sayur mayur, kalau memang terpaksa boleh gratis. Yang penting anak-anak dari kalangan dhuafa tersebut mau sekolah.
Farid sebagai Kepala Sekolah SMP Alam sementara pengelolaan SD diserahkan kepada sahabatnya Suyanto Khoiru Ichwan. “Izin pendirian sekolah sulit didapat gara-gara konsep pendidikan kami dinilai aneh. Namun hal tersebut tidak menyurutkan niat kami untuk membuka kesempatan belajar bagi masyarakat,” tambah Farid.
Bahasa asing
Bagaimana hasilnya? Soal kualitas boleh diadu. Dengan kurikulum gabungan modern dan pondok pesantren Salafiyah, para siswa mampu menguasai Bahasa Arab, menghafal Al Qur’an, Bahasa Inggris, Jepang serta Mandarin. Bahkan bahasa pengantar di sekolahnya adalah Bahasa Inggris.
Sepekan sekali mereka melakukan outbound di halaman sekolah “untuk membangun karakter kepemimpinan” ujar Sarjana Hukum Islam dari Sekolah Tinggi Islam Ibrahimy Sukorejo, Situbondo ini.
Kini murid sekolah alam milik Farid mencapai lebih dari 100 siswa dan telah meluluskan lebih dari 200 siswa, bukan hanya dari Jawa namun juga dari berbagai daerah seperti Lampung, Bali dan Kalimantan.
Meregang nyawa
Cerita lain datang dari Rosmiati, seorang penggerak kesehatan ibu dan anak di Desa Tunggal Rahayu Jaya, Kecamatan Teluk Belengkong, Kabupaten Indragiri Hilir Riau. Berdasarkan data yang ditemukannya, ia melihat banyak kematian akibat telat mendapat tindakan medis hingga sejumlah ibu hamil meregang nyawa karena kehabisan darah di perjalanan. Di desa ini transportasi bukan hal yang gampang dan fasilitas kesehatan juga terbatas. Jika proses kelahiran ada masalah, maka hanya bisa dirujuk ke Rumah Sakit Kabupaten di Tembilah, ibukota Kabupaten Indragiri Hilir dengan perjalanan darat yang hanya dapat dilalui sepeda motor atau gerobak, bahkan jalan kaki dalam waktu berjam-jam.
Setelah itu harus menyusuri parit sekitar setengah jam dengan perahu kayu, lalu melanjutkan perjalanan dengan speedboat selama 3-4 jam menuju Tembilah dengan tarif antara Rp 70.000 – Rp 100.000. Transportasi tersebut pun hanya ada di siang hari dan tidak setiap saat tersedia. Setidaknya butuh uang sebesar Rp 1-6 juta jika ingin menyewa speedboat khusus untuk membawa ibu hamil tersebut.
Biaya ini berat, mengingat penghasilan masyarakat umumnya berkisar antara Rp 1-5 juta per bulan dengan biaya hidup mencapai Rp 1-3 juta per bulan. Kondisi kian terpuruk kala harga komoditas unggulan mereka yaitu kelapa dan kelapa sawit anjlok.
Hal itulah yang mendorong Rosmiati pada tahun 2009 mengadakan program tabungan ibu bersalin dan dana sehat, yaitu tabungan khusus ibu-ibu yang akan menjalani persalinan sebagai dana antisipasi jika kelahiran harus dirujuk ke Rumah Sakit Tembilah.
Dalam musyawarah warga dan aparat desa, usul yang disampaikan Rosmiati disambut baik, ditambah lagi besaran dan waktu menabung disesuaikan warga, kadang Rp 10.000 atau Rp 100.000. Menjelang kelahiran tabungan diberikan untuk biaya persalinan jika ada rujukan ke Rumah Sakit. Jika tidak ada rujukan tabungan tetap diberikan dengan nilai yang sama saat ditabung. Begitu juga dengan dana sehat yang dikumpulkan oleh warga sebesar Rp 2.000/kepala keluarga per bulan. Dana ini digunakan untuk membantu biaya transportasi bagi warga atau pasien yang dirujuk ke rumah sakit. Biaya transportasi yang dikeluarkan sebesar Rp 200.000 – Rp 400.000 untuk sekali jalan.
Tak ada potongan atau biaya administrasi, Rosmiati sama sekali tidak mengambil dana tabungan para ibu. “Saya hanya ingin membantu masyarakat, tak mengharap imbalan apa-apa,” tutur wanita lulusan Akademi Kebidanan di Padang, Sumatera Barat.
Sebagai bidan yang ditugaskan pemerintah, Rosmiati sadar jika suatu saat akan dipindah tugaskan. Untuk itu, kelima kadernya dari tiap rukun warga (RW) disiapkan. “Jadi program ini tetap berjalan walau saya sudah pindah,” ungkap Rosmiati.
Farid dan Rosmiati adalah penerima apresiasi SATU Indonesia Awards. Fasli Jalal Wakil Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia tahun 2010-2011 yang juga juri SATU Indonesia Awards mengapresiasi semangat berkarya dan kontribusi nyata mereka bagi masyarakat sekitar dan masyarakat Indonesia. “SATU Indonesia Awards ini sangat bermanfaat untuk mencari berlian-berlian yang belum terasah dari berbagai bidang kehidupan yang mungkin belum dikenal orang,” ujar Fasli Jalal.
Itulah cerita tentang semangat anak muda yang sama-sama punya visi perubahan ke depan yang mengemuka dalam diskusi kepemudaan sekaligus tanda dibukanya pendaftaran SATU Indonesia (Semangat Astra Terpadu Untuk Indonesia) Awards 2013 yang digelar di Senayan Arcadia, Jakarta Kamis 28 Maret 2013.
SATU Indonesia Awards 2013
SATU Indonesia Awards merupakan ajang tahunan persembahan PT Astra International Tbk yang dimulai sejak tahun 2010 untuk mencari pemuda-pemudi yang memiliki semangat yang sejalan dengan Astra, senantiasa berkontribusi positif untuk lingkungan sekitar dan memberi manfaat bagi masyarakat luas di lima bidang yaitu Pendidikan, Lingkungan, Kesehatan, Teknologi dan Wirausaha.
Pendaftaran untuk SATU Indonesia Awards keempat ini dibuka mulai 28 Maret sampai dengan 18 Agustus 2013 dengan persyaratan usia maksimal 35 tahun, program individu bukan kelompok, kegiatan harus orisinal, penggiat/kegiatannya telah berlangsung minimal 2 tahun, belum pernah menerima penghargaan nasional atau internasional, belum diliput oleh media serta bukan karyawan Grup Astra dan Tempo Media Group sebagi mitra kerja program ini.
Tidak hanya calon peserta yang bisa mendaftarkan diri, namun masyarakat yang mengetahui keberadaan dari para pemuda dengan kriteria di atas juga dapat merekomendasikan dan mendaftarkan lebih dari satu orang peserta.
Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran dapat dilakukan di www.satu-indonesia.com. Disamping itu ikuti juga berbagai program terkait SATU Indonesia awards seperti Sebar SATU Indonesia, voting pemenang favorit dan perkembangan SATU Indonesia melalui Facebook Fan Page: Semangat Astra Terpadu dan Twitter: SATU_Indonesia.
Yang akan dinilai tim juri adalah kegiatan yang dapat membantu dan mengupayakan orang lain untuk bisa
menjadi mandiri, dengan memberikan solusi, cara atau alat, bukan sekadar memberikan sumbangan atau
donasi yang berdampak sementara.
Kegiatan juga bisa berupa pelatihan keterampilan sekelompok orang, komunitas atau masyarakat yang kurang
beruntung, sehingga mereka punya keahlian dan dapat hidup mandiri. Kegiatan-kegiatan yang membawa
perubahan tersebut akan dinilai berdasarkan parameter mulai dari motif kegiatan, hasil yang diciptakan,
jangkauan dari program dan komitmen untuk melanjutkan kegiatan.
Dewan juri SATU Indonesia Awards 2013 terdiri dari :
- Emil Salim, Dosen Ilmu Lingkungan Pasca Sarjana Universitas Indonesia
- Fasli Jalal, Wakil Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia tahun 2010-2011
- Nila Moeloek, Utusan Khusus Presiden RI untuk MDGs
- Tri Mumpuni, Pendiri Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan
- Onno Purbo, Pakar Teknologi Informasi
PT Astra International Tbk akan memberikan bantuan dana keberlangsungan program masing-masing senilai
Rp 55 juta dan pembinaan kegiatan bagi para penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2013.
SATU Indonesia Awards bukan hanya sebagai apresiasi, namun juga untuk membangkitkan semangat generasi
muda untuk terus menyatukan karya membangun bangsa. Tahun lalu, jumlah pendaftar mencapai 1.088
orang, yang berarti naik 121% dibandingkan tahun 2011 yang hanya berjumlah 492 orang pendaftar.
Statistik ini tentunya menggambarkan perkembangan positif di masyarakat Indonesia, ternyata banyak
generasi muda yang membuat perubahan untuk kemajuan bangsa dengan semangat tanpa menyerah dan
tanpa pamrih.
SATU Indonesia merupakan langkah nyata dari Grup Astra untuk berperan aktif serta memberikan kontribusi
meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia melalui karsa, cipta dan karya terpadu untuk memberikan nilai
tambah bagi kemajuan bangsa Indonesia.
Pada prinsipnya di mana pun instalasi Astra berada, harus memberikan manfaat bagi lingkungan sekitarnya,
sesuai dengan butir pertama filosofi Catur Dharma, yaitu “Menjadi Milik yang Bermanfaat bagi Bangsa dan
Negara.”
Source: auto2000.co.id
Komentar
Posting Komentar