Mengajak Calya Taklukkan Tanjakan Dan Turunan Garut Bandung
Mengajak Calya Taklukkan Tanjakan dan Turunan Garut-Bandung
Garut – Toyota kini memiliki jagoan baru di segmen LCGC 7 penumpang yakni Astra Toyota Calya. detikOto cukup penasaran dengan calon mobil sejuta umat yang dibanderol Rp 150 juta ke bawah ini.
Kali ini detikOto diajak oleh Toyota-Astra Motor (TAM) untuk menaklukkan jalur Garut-Bandung menggunakan Calya. Jalur yang dipilih cukup mewakili pengujian Calya.
Hari pertama detikOto menjadi penumpang di mobil Calya tipe G bertransmisi otomatis. Perjalanan hari pertama ditempuh dari Bandung hingga Garut.
Baru pada hari kedua, detikOto mendapat kesempatan untuk mencoba langsung impresi mengendarai Calya tipe G bertransmisi manual. detikOto menyetir Calya G M/T dari Garut Kota hingga Bandung dengan kondisi jalan yang menanjak, menurun, macet di tengah kota dan jalan lancar di Tol Padaleunyi.
Di Ototest sebelumnya, sebenarnya detikOto sudah mencoba Calya secara singkat di arena parkir salah satu gedung di Jakarta. Tapi, kali ini, detikOto bisa menguji Calya ini lebih dalam lagi dengan jalur yang mewakili penggunaan harian atau perjalanan ke luar kota.
Pada Ototest sebelumnya juga, detikOto sudah membahas soal eksterior dan interior Calya. Jadi, di Ototest kali ini, detikOto membahas soal rasa menjadi penumpang, mengendarai di jalanan menanjak dan menurun, menyetir di tengah kemacetan kota dan ngebut di jalan tol hingga hasil konsumsi bahan bakar.
Penasaran? Berikut ulasan test drive Calya.
1. Duduk Jadi Penumpang di Baris Kedua
Hari pertama, perjalanan dimulai dari salah satu kafe di Jalan Cimanuk, Bandung sampai checkpoint pertama di restoran di Garut. Perjalanan dilanjutkan ke Kamojang Green Hotel & Resort Garut.
Di hari pertama sampai titik finish di Kamojang Green Hotel & Resort Garut, detikOto dan tiga awak media otomotif nasional lainnya diberi kesempatan untuk mengeksplorasi Calya tipe G bertransmisi otomatis. Namun, di hari pertama ini, detikOto belum mendapat kesempatan untuk mengendarai Calya. Saat itu, detikOto hanya duduk menjadi penumpang di baris kedua.
Duduk di bangku penumpang baris kedua masih terasa lapang. Dengan posisi kursi baris kedua yang digeser sampai mentok ke belakang, dan jok penumpang depan yang juga digeser sampai mentok, detikOto yang memiliki tinggi badan 175 cm masih mendapat ruang kaki yang memadai. Tidak terasa sempit untuk duduk di jok baris kedua Toyota Calya ini.
Untuk ruang kepala pun masih tersisa banyak. Saat duduk tegak, ruang di atas kepala detikOto cukup lapang, begitu juga ketika detikOto duduk agak bersantai.
Salah satu fitur yang unik pada Calya ini adalah adanya air circulator yang menyebarkan udara ke baris belakang. Air circulator ini berbeda dengan blower AC. Cara kerja fitur ini yaitu dengan menghisap udara yang dihembuskan AC di baris depan dan menyebarkan udara itu ke bagian belakang.
Air circulator memang tidak mengeluarkan angin dingin seperti blower AC. Namun, tugas air circulator cukup membantu membawa angin segar untuk penumpang belakang. Fitur yang cukup berguna untuk mobil seharga Rp 150 juta ke bawah ini. Setidaknya, berada di bangku baris kedua Calya tidak terlalu gerah.
Di baris kedua juga sudah disediakan power charging station. Itu bisa digunakan untuk mengisi baterai smartphone dan gadget penumpang di belakang. Jadi, tak perlu rebutan power charging station di depan lagi.
Kenyamanan juga ditunjang oleh kesenyapan kabin. Suara dari luar mobil tak banyak yang terdengar masuk ke dalam kabin.
Untuk keselamatan, Toyota juga sudah menyediakan sabuk pengaman tiga titik untuk ketujuh penumpang. Jadi, untuk penumpang di baris belakang pun sudah bisa menggunakan sabuk pengaman tiga titik ini.
2. Naik-Turun Jalur Garut-Bandung
Puas seharian menjadi penumpang di baris kedua, kini saatnya detikOto merasakan performa Calya. Di hari kedua, detikOto bertugas untuk menyetir Calya tipe G bertransmisi manual.
Rute yang dipilih cukup mewakili pengujian. Calya harus menaklukkan jalanan menanjak dan menurun di jalur Garut-Bandung.
Sekadar informasi, Calya ini didukung dengan mesin DOHC empat silinder 16 katup berkapasitas 1.200 cc yang sudah mengusung teknologi Dual VVT-i. Calya yang dikendarai detikOto ini menggunakan transmisi manual lima percepatan.
Tenaga maksimal hingga 88 PS pada 6.000 RPM dengan torsi 11 Kgm pada 4.200 RPM disalurkan ke roda depan. Ketika dinyalakan, mesin tak terdengar terlalu kasar dari dalam kabin.
Astra Toyota Calya menggunakan penggerak roda depan, berbeda dengan kakaknya Avanza-Xenia yang menggunakan penggerak roda belakang. Meski menerapkan penggerak roda depan, Calya masih jago menaklukkan tiap tanjakan di jalur Garut.
Di beberapa tanjakan di Garut, detikOto cukup menggunakan posisi gigi 2 dan 3. Dengan mesin 1.200 cc, transmisi manual 5 percepatan dan penggerak roda depan, rasanya Calya ini mampu untuk menakulkkan jalan menanjak khas jalur di Indonesia. Mesin Calya bertransmisi manual ini cukup responsif untuk menanjak.
3. Ngebut di Jalan Tol dan Macet di Tengah Kota
Setelah menaklukkan tanjakan demi tanjakan di Garut, kami memasuki jalur yang cukup ramai dengan pabrik-pabrik di daerah Rancaekek. Di sana, beberapa titik detikOto harus bergelut dengan kemacetan yang cukup lama.
Untuk kondisi stop and go di kemacetan, Calya bertransmisi manual ini masih nyaman dikendarai. Pedal kopling yang pas membuat detikOto tak perlu repot mengendalikan mobil ini di kemacetan.
Berhenti di jalan yang menanjak pun masih bisa ditaklukkan Calya. Rem tangan yang terletak agak ke bawah di bagian tengah mobil masih mudah dijangkau sehingga tak perlu repot juga saat berhenti di tanjakan.
Lepas dari kemacetan hingga menuju kota Bandung, kami memasuki jalan Tol Padaleunyi hingga keluar Tol Pasteur. Kondisi jalan tol saat itu cukup ramai, namun kami bisa membawa mobil dengan kecepatan yang cukup tinggi.
Astra Toyota Calya cukup asyik diajak ngebut di jalan tol. Di jalan tol itu, detikOto menjalankan mobil di kecepatan 80-100 km/jam. Sesekali, detikOto juga sempat menyentuh kecepatan 120 km/jam. Tapi karena jalan tol saat itu cukup ramai dan demi menjaga keselamatan, kecepatan tak lebih dari 120 km/jam.
Di kecepatan tinggi itu, mobil masih terbilang stabil. Untuk menyalip dan berpindah jalur di jalan tol pun mobil masih stabil.
Kami pun kembali dihadapi dengan kemacetan kota Bandung selepas keluar pintu Tol Pasteur. detikOto menilai, mobil bertransmisi manual ini masih cocok digunakan di dalam perkotaan yang padat kendaraan.
4. Konsumsi BBM
Sebagai gambaran, Toyota Calya tipe G transmisi manual 5 percepatan yang dikendarai detikOto ini diisi oleh 4 orang jurnalis. Kami melajukan kendaraan dengan kecepatan beragam dan kondisi jalan yang bervariasi, kadang lancar, kadang menanjak, menurun dan macet.
Untuk diketahui, di combination meter Calya ini terdapat Eco Indicator bergambar daun berwarna hijau. Jika lampu Eco Indicator menyala, maka cara mengemudinya sudah baik untuk menghemat konsumsi BBM.
Nah, saat detikOto mengemudi Calya transmisi manual ini, Eco Indicator tak melulu menyala. Sesekali indikator tersebut mati ketika mobil digas secara agresif untuk menanjak, menyalip kendaraan lain, ngebut di jalan tol dan pada kondisi stop and go di kemacetan.
Informasi rata-rata konsumsi bahan bakar yang tertera di layar MID direset ke angka nol saat kami keluar dari Kamojang Green Hotel & Resort Garut. Dari sana, kami melaju ke salah satu rumah makan di Jalan Mandalagiri, Garut dengan kondisi jalan macet karena ada iring-iringan atlet Pekan Olahraga Nasional (PON).
Setelah makan siang, kami langsung bertolak ke lokasi finish di daerah Dago, Bandung. Dari lokasi makan siang kami melalui rute Nagreg, Rancaekek, Tol Padaleunyi hingga keluar Tol Pasteur dan menuju kawasan Dago.
Rata-rata konsumsi bahan bakar yang tertera di layar MID menyentuh angka 13,9 km/liter. Bahan bakar yang digunakan adalah jenis bensin dengan RON 92.
5. Kesimpulan
Pengujian Calya di jalur Bandung-Garut-Bandung ini sudah cukup mewakili karakter calon pengguna Calya. Meski berpenggerak roda depan, Astra Toyota Calya dengan transmisi manual ini mampu menaklukkan jalur Garut-Bandung yang banyak tanjakannya.
Duduk di bangku penumpang baris kedua juga masih nyaman. Apalagi Calya sudah dilengkapi dengan air circulator.
Di jalan tol, Calya masih menyanggupi keinginan detikOto untuk mencapai kecepatan tinggi. Kinerja mesinnya terasa cukup responsif.
Soal kelengkapan fitur, untuk kelas LCGC detikOto merasa mobil ini memiliki fitur yang lengkap. Toyota sudah menyematkan fitur keselamatan dan keamanan berupa ABS, Dual Airbags, Isofix, 3 point seatbelt, rear parking sendor dan Immobilizer key.
Mobil ini juga hadir dengan power window. Empat kaca jendela bisa dinaik-turunkan dari posisi pengemudi.
Untuk menurunkan kaca jendela di sisi pengemudi bisa diturunkan secara otomatis, cukup sekali tekan tombol maka jendela akan menurun sampai terbuka sepenuhnya.
Namun, untuk menutupnya tidak otomatis. detikOto harus menarik tuas tombol power window sisi pengemudi sampai jendela benar-benar tertutup sepenuhnya. Agak repot ketika setelah membayar tol ingin menutup jendela sepenuhnya.
Jika untuk menutup jendela sudah bisa otomatis, maka akan lebih mudah, cukup menarik tuas tombol power window sekali saja maka jendela secara otomatis naik sampai benar-benar tertutup sepenuhnya dan pengemudi bisa tambah fokus untuk menyetir.
Rangga Rahadiansyah – detikOto
Komentar
Posting Komentar